Sudah merupakan cara klasik untuk menentukan kamera yang dibeli berdasarkan harga. Tapi Sony A7 II dan Fujifilm X-T2 sebenarnya adalah kamera yang berbeda formatnya. Menurut saya, Fuji X-T2 seharusnya dibandingkan dengan Sony A6500, Nikon D500 atau Canon 7DII, karena ketiganya bersaing untuk memperebutkan fotografer action dan event. Sedangkan seri Sony A7II yang bersensor full frame sebenarnya saingannya lebih ke kamera DSLR full frame seperti Canon 6D dan Nikon D750. Biasanya kamera-kamera tersebut digunakan sebagai kamera serbaguna seperti travel, portrait, landscape, wedding dll.
Tapi berhubung karena harga keduanya saat ini mirip, bahkan Sony A7 II lebih murah (20 juta dengan lensa 28-70mm atau 21 juta dengan lensa 85mm f/1.8) sedangkan Fujifilm X-T2 harga body only-nya saja sekitar Rp 23 juta. Tapi saya tidak merasa heran ada yang menanyakan hal tersebut karena harga keduanya tidak terpaut terlalu jauh dan sama-sama kamera mirrorless.
Perbedaan yang mendasar antara kedua kamera yaitu di ukuran sensor, Sony A7II sensor gambarnya full frame, lebih besar dari X-T2 yang APS-C. Banyak implikasi dari ukuran sensor ini, misalnya kualitas foto di ISO tinggi dan rentang dinamis lebih baik yang full frame. Di lain pihak, ukuran lensa dan harga lensa relatif lebih murah yang APS-C jika kualitasnya mirip. Perbedaan lengkapnya telah diulas di artikel memilih sistem APS-C atau full frame.
Seperti yang dibahas sebelumnya, X-T2 dirancang untuk “jago ngebut” maka itu, kinerjanya diatas Sony A7II. Misalnya kecepatan buka tutup (start-up) kamera lebih cepat (1 detik vs 1.7 detik), kinerja foto berturut-turut 8 fps (11 fps kalau pakai vertical battery grip) vs 5 fps dan buffer X-T2 juga lebih lapang. X-T2 juga punya 2 memory card slot, dapat merekam video 4K, layarnya lebih fleksibel dan bisa ditekuk saat memotret secara vertikal/portrait. Jendela bidik X-T2 juga lebih bagus dan sedikit lebih besar dari A7 II.
Kelebihan lain dari X-T2 adalah sistem autofokus yang sudah hybrid (contrast + phase detection), total pointnya adalah 325 point (169 point phase detect). Sistem autofokus ini sudah jauh lebih canggih dari generasi sebelumnya X-T1, tapi keakuratan sistem autofokus ini masih belum sempurna karena terkadang masih hunting (maju mundur mencari fokus) terutama saat memotret secara terus menerus (continuous shooting). Sedangkan A7II punya sistem autofokus hybrid juga, tapi titik-titik phase detection-nya terbatas di area tengah saja. Meski demikian, akurasi autofokusnya lebih baik. Sistem autofokus kedua kamera juga tergantung dari lensa yang dipakai. Ada lensa yang cepat autofokusnya, ada yang agak lebih lambat.
Di sisi lain, Sony A7 II memiliki beberapa keunggulan, tidak banyak memang, tapi cukup berarti. Pertama di ukuran sensor (kualitas gambar), dan kedua adalah built-in image stabilization yang bekerja untuk semua lensa, baik lensa Sony maupun lensa merk lain yang dipasang dengan adaptor. Fitur ini mengurangi kemungkinan foto kurang tajam karena getaran tangan. Selain itu, A7 II juga punya headphone jack untuk video dan pegangannya lebih besar sehingga lebih nyaman saat memasang lensa yang besar.
Secara sistem, lensa-lensa Fuji makin lengkap pilihannya, dan kualitasnya juga banyak yang bagus, terutama lensa fix-nya. Tapi belakangan, Sony juga sudah menyusul dengan lensa-lensa standar sampai profesional berkualitas sangat tinggi, misalnya lensa Sony GM. Namun, karena ukuran sensornya yang lebih besar, lensa-lensa Sony FE untuk Sony A7II ukurannya lebih besar dan harga lebih tinggi dari lensa Fuji.
Lantas, mana yang lebih baik? Sebenarnya tergantung kesukaan dan kebutuhan masing-masing, karena kedua kamera saya nilai bagus. Kembali lagi yang dicari sebenarnya apa? Kalau yang dicari kinerja, pilihan lensa yang ukurannya lebih ringkas, Fuji X-T2 oke, tapi jika yang dicari adalah kualitas gambar, dan fleksibilitas dalam mengadaptasi berbagai macam lensa dan aksesoris seperti flash, Sony A7 II merupakan pilihan yang lebih baik.
Jika mencari alternatif yang lebih murah, sebenarnya ada juga kamera yang kualitasnya sama baiknya seperti Fuji X-T2 seperti Nikon D7200 dan Canon 80D (13 jutaan body only). Keduanya memiliki spesifikasi dan mengincar segmen pasar yang sama dengan Fuji X-T2, sedangkan kamera Sony A7II alternatifnya adalah Canon 6D dan Nikon D610, tapi harga A7 II ini saat ini lebih murah. Hal tersebut membuat peminat Sony A7II menjadi cukup tinggi belakangan ini.
Keunggulan Sony A7 II
- Sensor gambar full frame
- Built-in 5 Axis image stabilization
- Headphone jack untuk monitor audio video
- Pegangan/grip yang lebih besar
- Good value for money (harga saat ini)
Keunggulan Fujifilm X-T2
- Sistem autofokus lebih canggih
- Kinerja lebih cepat (foto berturut-turut, startup, shutter lag)
- Layar LCD lebih fleksibel
- Jendela bidik sedikit lebih besar
- Dual slot memory card, salah satunya UHS-II
- Dapat merekam video 4K.